MUSIBAH COVID-19, GEMPA BESAR, RAKYAT SUMBAR KALAHKAN PRESIDEN RI TERPILIH

Oleh Labai Korok Piaman

Pengamat politik, elit-elit pahotta Sumatera Barat sepertinya lupa sejarah bahwa Sumatera Barat dinyatakan daerah pola pikir rakyat berbeda dengan nasional dan musibah selalu menimpa, keadaan yang semua berbeda dengan provinsi lain di Republik Indonesia ini.

Sudah tiga kali pemilihan Presiden RI terakhir ini tidak sesuai dengan kondisi pilihan masyarakat Nasional, Propinsi lain pilih Jokowi namun rakyat Sumbar pilih Prabowo, Jokowi pilih Probowo sedangkan rakyat Sumbar pilih yang berbeda.

Sehingga keharmonian dalam pola kebijakan pusat dan propinsi akhirnya banyak terganggu, oknum elit politik, pemain-pemain yang tidak ingin Sumbar ini terlihat maju. Kata orang piaman banyak elit bermental SMS (senang melihat susah, susah melihat senang) diakhir situasi ini.

Keadaan diatas diperparah dengan bencana yang dialami oleh masyarakat Sumbar, pada tanggal 30 September 2009 terjadi gempa di Sumatera Barat meliputi Padang, Pariaman, Kota Padang, Pesisir Selatan, Agam, Pasaman sampai ke Kota bukittinggi dan daerah lainnya yang memiliki getaran kekuatan 7,6 SR.

Menurut data Pemerintah Daerah Sumatera Barat yang dikutip dari media Nasional, gempa di Kota Padang, Agam dan sekitarnya ini menyebabkan 1.115 orang tewas dan 2.329 lainnya terluka. Dalam segi materi, sebanyak 279.000 bangunan mengalami kerusakan. Padang Pariaman menjadi kota dengan korban jiwa terbanyak yaitu 675 orang, diikuti Kota Padang sebanyak 313 orang, Agam 80 orang dan Pariaman sebanyak 37 Orang.

Total kerugian ditafsir ratusan triliun, dari catatan Penulis jika mengacu kepada UU kebencanaan Sumbar termasuk daerah yang jadi prioritas nasional untuk program mitigasi bencana.

Belum pulih akibat gempa besar meluluh lantakan datang wabah Covid-19. Pandemi COVID-19 di Sumatera Barat ini, pertama kali dikonfirmasi pada 26 Maret 2020 di Bukittinggi. Pada 27 Mei 2020, seluruh kabupaten dan kota telah melaporkan melaporkan kasus positif COVID-19. Hingga 17 Januari 2021, terdapat 25.577 kasus positif COVID-19, dengan rincian 1.695 kasus sedang dirawat, 23.315 kasus dinyatakan sembuh, dan 567 kasus lainnya meninggal (tingkat kematian 2.22%).

Dengan adanya pandemi covid-19 menyebabkan daerah Sumbar terdampak, kemiskinan terjadi, dana yang seharusnya memacu pertumbuhan ekonomi tidak terjadi, kondisi ini masih dirasakan sampai hari ini.

Dengan musibah, bencana silih berganti, posisi pilihan politik yang tidak singkron dengan penguasa pusat menyebabkan dorongan Sumbar tertatih-tatih, keadaan sejarah masa lalu yang perlu sama-sama dipahami, sebelum memberikan kesimpulan menyalahkan kader PKS dalam memimpin Sumatera Barat.

Sekarang, momen Pilkada 2024 ini sudah ada instruksi Prabowo Subianto, Presiden terpilih, bahwa kader Partai Gerindra disandingkan dengan kader PKS yaitu Mahyeldi-Vasko, ini merupakan paket Sumbar akan bergerak cepat dalam segala hal.

Musibah yang menimpa rakyat Sumbar dan keadaan daerah ranah Minang tercinta selama ini bisa terobati dengan momen Pilkada 2024, tentu dengan harapan para elit dan tukang otta politik juga ikut serta bergerak cepat untuk Sumbar.

Mari kita kembali tetap memperingati Gempa September 2009, agar kesiapan siagaan selalu terbangun dalam budaya kebencanaan Sumbar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *