Oleh : Dr.H.BudimanDt.Malano Garang, SAg.MM
ABS-SBK adalah falsafah hidup Minangkabau yang menautkan adat dengan syariat Islam: adat hidup berdasarkan syariat, dan syariat ditopang oleh Kitabullah. Dalam konteks Sumatra Barat, nilai-nilai ABS-SBK memberi kerangka norma sosial yang kuat bagi keluarga — menentukan peran, tanggung jawab, dan mekanisme pemeliharaan solidaritas keluarga dan komunitas.
- Konsep ketahanan keluarga ABS SBK
Ketahanan keluarga (family resilience) mencakup kemampuan keluarga untuk:
Mencegah dan menghadapi stres/krisis (ekonomi, kesehatan, konflik),
Memelihara fungsi sosial-emosional (kasih sayang, pendidikan, nilai),
Beradaptasi dan pulih setelah goncangan, serta
Menjaga kesinambungan generasi dan warisan budaya.
- Ketahanan keluarga dan relevansinya dengan ABS-SBK
- Optimalisasi Struktur keluarga & peran gender
Sistem matrilineal Minangkabau mengatur garis keturunan, hak milik adat (pusako), dan peran laki-perempuan di nagari/rumah gadang.
ABS-SBK menempatkan peran rumah tangga, pendidikan anak, dan pelaksanaan ibadah sebagai tanggung jawab bersama keluarga dan komunitas.
- Nilai agama sebagai pilar moral dan spirit kerja ikhlas, kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas
Syarak dan Kitabullah menegaskan pendidikan agama, adab, dan norma moral sehingga menjadi sumber ketahanan psikologis dan etika dalam keluarga.
- Kaum dan nagari sebagai jaring pengaman sosial
Lembaga adat (kaum, ninik mamak, walinagari) menyediakan mekanisme dukungan, resolusi konflik, dan bantuan saat krisis (mis. gotong royong, sumbangan, pasangan nikah/kematian).
- Optimalisasi pusako dalam mendukung ekonomi keluarga
Peranan Harta pusako dan aturan adat memengaruhi ketahanan ekonomi; pembagian dan pengelolaan pusako dapat memperkuat ketahanan beberapa cabang keluarga namun juga menimbulkan tantangan modern jika tidak adaptif.
- Pernikahan & pendidikan anak sesuai prinsip ABS SBK
Tata cara pernikahan, wali, dan pendidikan menurut ABS-SBK menekankan stabilitas rumah tangga, pendidikan agama, dan peran komunitas dalam mendidik anak.
- Bagaimana ABS-SBK memperkuat ketahanan keluarga
Solidaritas kolektif (gotong royong): Musyawarah kaum dan bantuan sosial mempercepat pemulihan keluarga saat musibah.
Pembentukan identitas dan makna hidup: Agama + adat memberi keluarga landasan nilai yang kuat sehingga menghadapi stres lebih tahan.
Sistem dukungan formal-informal: Ninik mamak, cadiak pandai, dan pengurus masjid jadi kanal advokasi dan penyelesaian konflik.
Kontinuitas warisan budaya: Rumah gadang, adat pernikahan, dan tradisi religius menjaga keterikatan antar generasi—faktor protektif terhadap perilaku menyimpang.
- Tantangan dan risiko terhadap ketahanan keluarga dalam konteks modern
Perubahan ekonomi & urbanisasi: Migrasi tenaga kerja ke kota/luar negeri memecah struktur keluarga dan mengurangi dukungan fisik.
Tekanan finansial & pendidikan: Kesenjangan ekonomi mengancam fungsi sosial keluarga.
Tegangan antara adat tradisional dan hak individu / syariat modern: Konflik interpretasi adat vs syariat (mis. pembagian harta, peran perempuan) dapat menimbulkan konflik internal.
Erosi keterlibatan kaum & lembaga adat: Penurunan peran nagari akibat modernisasi melemahkan jaring pengaman sosial.
- Rekomendasi kebijakan dan praktik penguatan ketahanan keluarga (tingkat nagari / kabupaten)
- Integrasi nilai nilai ABS-SBK ke program keluarga sejahtera: gunakan nilai gotong royong dan pendidikan agama dalam program ekonomi lokal, pendidikan parenting, dan layanan konseling keluarga.
- Modernisasi dan harmonisasi aturan pusako dengan prinsip keadilan: sosialisasi dan revisi aturan adat agar responsif pada hak perempuan dan kebutuhan keluarga modern tanpa menghilangkan nilai tradisi.
- Penguatan optimalisasi peran nagari sebagai pusat layanan sosial: jadikan kantor wali nagari/masjid sebagai pusat informasi, bantuan tunai sementara, dan pelatihan keterampilan.
- Program dan kegiatan pencegahan migrasi destruktif: pelatihan kewirausahaan lokal sehingga keluarga tidak terpecah karena migrasi berkepanjangan.
- Pendidikan parenting berbasis nilai agama & adat: kurikulum singkat untuk orang tua yang menggabungkan adab, pengasuhan anak, dan manajemen ekonomi keluarga.
- Mekanisme resolusi konflik keluarga berbasis adat-syarak: fasilitasi mediasi oleh ninik mamak dan ulama untuk menyelesaikan sengketa rumah tangga dengan pendekatan restoratif.
- Contoh langkah praktis untuk komunitas/nagari
Membentuk “Forum Keluarga Nagari” yang bertemu bulanan untuk memantau kesejahteraan keluarga rentan.
Program tabungan gotong royong untuk modal usaha keluarga (sistem sumbangan/rotating fund).
Kelas parenting di masjid/nagari setelah pengajian mingguan.
Layanan mediasi gratis oleh ninik mamak + cadiak pandai untuk sengketa waris dan keluarga.
KESIMPULAN
ABS-SBK menyediakan sumber kekuatan budaya dan agama yang unik untuk memperkuat ketahanan keluarga di Sumatra Barat — lewat solidaritas adat, landasan moral agama, dan mekanisme komunitas. Namun agar efektif di era modern diperlukan adaptasi aturan adat, perhatian pada tantangan ekonomi-migrasi, serta sinergi antara lembaga adat, agama, dan negara untuk menjaga fungsi protektif keluarga.

