Manatiang Alek Rumah Gadang, Beda Luak Piaman

Oleh Labai Korok

Setiap perundingan diawali makan, itu budaya urang luak rantau Piaman nan sabananya, ini dijadikan presesi budaya nan elok seperti manatiang makanan disaat tamu duduk balapak (bersilah ditikat pandan).

Manatiang makanan bahasa Indonesia adalah pramusaji, mereka adalah orang yang bertugas meletakan makan didepan urang nan duduk dirumah gadang dengan prosesi adat yang kuat.

Tukang manatiang makan dirumah gadang Pariaman dialek baik seperti perkawinan, syukuran, rapat-rapat kaum dan lainnya terkhusus di luak Piaman dilakukan oleh anak mudo (kemanakan mudo matah dalam kaum/nagari),

Nah perbedaan luak rantau Piaman dengan luak lain diminangkabau sepengetahuan Penulis adalah pramusajinya atau tukang manatiang tadi, pesisir Selatan, Sijunjung contohnya nan manatiang makanan itu urang sumando laki-laki dirumah gadang.

Namun prosesi budaya minang manatiang makanan itu sama saja yaitu pramusaji selalu membawa piring dalam jumlah banyak di tangannya ketika menghidangkan makanan.

Cara ini juga sering ditampilkan di rumah makan Padang, dimana manatiang menjadi tontonan pengunjung terutama dari luar daerah Minangkabau dengan membawa sambal bertingkat-tingkat.

Disamping penyajian makanan seperti dijelaskan diatas, urang manatiang diluar Piaman harus anak Mudo sekita umur (17 sampai 25 tahun) mereka dipastikan belum menikah atau masih bujangan.

Sebelum terlibat prosesi manatiang pramusaji alek dirumah gadang luak rantau Piaman ini harus berpakaian bersih, rapi, bercelana panjang (menutup aurat) dan pingangnya dibalut kain bugih atau kain sarung.

Jika ada yang tidak memenuhi kreteria berpakaian seperti itu maka urang manatiang tadi akan ditegur untuk memperbaiki pakainnya.

Ketika manatiang juga memiliki cara yang khas yaitu bagian atas atau tempat duduk angku mamak, tamu, urang sumando dihidangkan makanan terlebih dahulu oleh anak bujang tadi, setelah itu menurut yang baru bagian dihilirnya.

Tempat duduk yang pertama disajikan makan adalah tempat duduk nan ada kasurnya atau tirainya, disini yang duduk angku mamak, urang sumando rumah gadang dan tamu, sedangkan kamanakan dihilirnya atau setelah itu.

Pramusaji atau urang manatiang tadi saat meletakan piring atau makanan duduknya seperti duduk atau berjongkok seperti orang bersilat, bukan jongkok urang mau buang air besar ditang aie/banda.

Budaya manatiang ini khusus di luak rantau Piaman saat ini masih terpakaikan, ada juga adat manatiang ini yng sudah bergeser dari anak bujang ka urang sumando padusi nan mudo, tidak banyak nagarinya.

Namun Penulis coba meluruskan bahwa manatiang makanan diluar Piaman bukan urang sumando laki-laki maupun padusi, nan jadi pramusaji makan balapak itu anak mudo, kamanakan ditempat acara alek rumah gadang tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *