Ramadhan Menahan Hasan Nafsu, Solusi Kasus Rudapaksa Sumbar

Oleh Labai Korok

Sadis pelaku pembunuhan CNS (16), anak perempuan yang ditemukan di dalam karung di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, sempat memperkosa mayat korban seusai membunuh. Kasus seperti ini sudah sering terjadi di ranah Minangkabau.

Penulis prihatin mengapa kasus rudapaksa ini selalu terjadi, walaupun nanti pelaku pun akan dikenai pasal berlapis, termasuk pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Pertanyaan mengapa urang Minang begitu sadis tidak mampu menahan hawa nafsu sehingga keji membunuh, memperkosa dan membuang mayat seperti sampah ke selokan dan tempat sepi.

Perlu Kita pahami bahwa hawa nafsu adalah tirai tebal yang menjadi penghalang antara anda dengan Allah. Tirai pemisah ini jika tidak dibukak melalui iman, ibadah dan menahan pandangan maka manusia akan sangat sadis seperti kasus rudapaksa tersebut.

Maka bulan Ramadhan ini, diharapkan kepada ulama yang mengisi ceramah menekankan agar urang Minang bisa menekan hawa nafsunya, barang tentu diperkuat diberikan pencerahan melalui ilmu yang disampaikan.

Saatnya manusia dengan perjuangan keras mengalahkan dan mengendalikan hawa nafsu, pertanyaan mengapa hawa nafsu perlu dikendalikan? Karena ia senantiasa menyuruh kepada kejahatan seperti yang terjadi selama ini di Sumatera Barat, kejahatan sangat viral di media, sebagaimana yang dinyatakan di dalam Alquran surat Yusuf: 53 yang artinya,

“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat Tuhanku.”

Maka hawa nafsu manusia seringkali menjadi penghalang dalam perjalanannya menuju Allah SWT. Ia adalah hijab paling besar antara manusia dengan Tuhannya, sehingga amalan sholeh tidak terwujud.

Sehingga hawa nafsu itulah yang menjadi indikator akhir apakah seseorang itu baik ataukah jahat. Atau bisa juga menjadi ukuran menilai seseorang, apakah secara penampilan dan hakikat membela yang haq (benar) ataukah secara penampilan/ hakikat membela yang batil (salah).

Hawa nafsu memiliki banyak kategori, namun di antara nafsu yang lebih beresiko adalah nafsu syahwat kepada lawan jenis, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ali ‘Imran/ 3: 14.

Untuk itu, agar setiap muslim selamat dari penyimpangan-penyimpangan tersebut, dibutuhkan suatu cara yang efektif. Adapun, cara mengendalikan nafsu yang paling efektif dan ampuh ialah dengan berpuasa, di samping dengan melakukan zikir, salat, sedekah dan sebagainya. Orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu berarti dapat memenangkan jihad al-akbar (jihad yang lebih besar).

Ramadhan kembali menjadi momentum untuk mengendalikan hawa nafsu agar dapat meraih predikat takwa yang menjadi tujuan ibadah puasa. Selanjutnya takwalah yang akan mengawal nafsu agar tunduk kepada dirinya.

Semoga dengan adanya penekanan para ulama saat ceramah di bulan Ramadhan ini tentang hawa nafsu akan ada perubahan, tentu juga Kita berdoa agar kasus rudapaksa di Sumatera Barat ini tidak lagi terjadi, cukup kasus besar Nia dan Cinta ini yang terakhir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *